Dukuh Jetis, Sumaryanto, menyampaikan bahwa masyarakat Jetis telah menerapkan berbagai program berbasis lingkungan, termasuk pengelolaan sampah dengan prinsip 3R (Reduce, Reuse, Recycle). Sampah rumah tangga dipilah sejak dari sumbernya, kemudian dikumpulkan di rumah sampah untuk disedekahkan atau dijual ke pengepul. Inovasi lain yang dilakukan warga antara lain pembuatan komposter sampah organik, budidaya maggot, produksi pupuk organik cair (POC), serta daur ulang sampah kain menjadi pot tanaman yang unik dan estetik.
Gandung Sunardi, tokoh masyarakat setempat, menambahkan bahwa Jetis memiliki visi sebagai "Kampung Hijau Jetis Beriman" (Bersih, Indah, dan Humanis). Berbagai kegiatan mendukung visi ini, seperti Sekolah Alam Bahasa Inggris yang mengajarkan pemilahan sampah, penanaman tanaman buah seperti kelengkeng, mangga, manggis, alpukat, dan jambu kristal, serta aktivitas komunitas lainnya seperti Karang Taruna Cakra Dipta, Arisan Warga Sedya Rukun, Pengelolaan Sampah, Senam Lansia Pringgondani, UMKM Srikandi, Kelompok Wanita Tani Bougenvile, Bergada Moerdhaningrat, dan Kampung Wisata Bambu.
Panewu Tempel berharap bahwa upaya masyarakat Jetis dalam menjaga lingkungan dan memberdayakan masyarakat dapat menjadi contoh bagi padukuhan lain di Sleman.
Info ini tanyang di : harianmerapi.com
No comments:
Post a Comment